Senin, 21 Februari 2011

The “Rule” Of C.I.N.T.A.

Ketika anda membicarakan tentang banyak hal, anda tak akan pernah lepas dari suatu “Rule and Policy”. Begitupun juga sesuatu yang disebut “cinta”, tidak ada pengecualian dalam hal penerapan kaidah yang berlaku di dalam cinta itu sendiri Karena kita semua tahu, bahwa surga pecinta dan yang dicinta serta pemilik cinta yang hakiki adalah Allah SWT, maka tentu saja tulisan ini akan membahas mengenai “Rule” kaidah yang ada berdasar “Ayat-ayat Cinta” yang sudah termaktub maupun yang tidak.
Oleh karena itu, maka tidak akan ditemukan dalam kamus cinta dan istilah cinta sejati, suatu kaidah tentang cinta yang out of date, maupun masa cinta yang sudah habis dan akhirnya nonaktif tetapi yang ada adalah loe is endless.
Ketika anda sudah benar-benar bisa merasakan cinta, maka sudah menjadi keharusan dan kepastian bagi anda untuk mempertahankan perasaan cinta itu, seperti dalam suatu lirik lagu, semua ini pasti akan musnah……tetapi tidak cintaku padamu, inilah cinta yang hakiki, ketika anda tak bisa melakukan cinta yang seperti itu, so, that is N.A.F.S.U.
Cinta itu pengorbanan
Bila cinta itu suatu besaran, maka pengorbanan adalah alat ukurnya. Ibarat cinta itu massa, maka pengorbanan adalah neraca dan kadar cinta adalah sesuatu yang ditimbang.
Dari penjelasan di atas, bisa kita ketahui bahwa nilai pengorbanan sendiri sangatlah penting, seperti yang ditunjukkan dalam hadis:
لايؤمن احدكم حتي يحب لاخيه مايحب لنفسه
Atau perkataan J. F. Kennedy:
“Tanyakanlah apa yang kau bisa berikan pada negaramu, dan jangan tanyakan apa yang bisa negaramu berikan padamu”.
Dari hadis nabi dan perkataan J. F. Kennedy tadi, bisa kita istinbath dan istidlal (menghukumi dan mereferensi) bahwa suatu cinta tak kan ada artinya bila tanpa pengorbanan, meskipun hadis nabi dan pendapat J. F. Kennedy tadi berbeda dalam objek, namun bagi kita orang islam, pada hakikatnya segala cinta yang bisa me-wushul kan kita pada Allah SWT adalah cinta kepada Allah yang hakiki dan abadi Love is socri fices, endless socri fices.
Dan kita bisa menghayati kaidah-kaidah tadi kalau kita sudah menydari bahwa:
Cinta itu wajib buta (bold)
Cinta itu wajib, pasti, berhak, dan ora keno ora “buta”, meskipun seakan-akan negatif, tapi kata-kata ini begitu dalam dan penuh makna.
Cinta itu sesuatu yang abstrak dan tidak inderawi, cinta itu hanya didapat dan dirasa lewat hati dan perasaan. Cinta itu sendiri bukan sekedar suka, karena suka itu timbul dari sebuah respek yang diberikan otak terhadap identifikasi yang dilakukan oleh indera.
Penutup
من احب شيأ فهو عبده
Ketika anda menghayati hadis ini, maka seharusnya anda “semakin” menyadari bahwa sang pecinta dan yang di cinta serta pemilik cinta hakiki dan agung adalah allah SWT. Oleh karena itu, untuk menggapai cinta sejati , sudah semestinya kita “menjalankan” cinta sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan sang pemiliknya, kalau tidak, berarti seperti telah disebutkan bahwa itu sekedar nafsu belaka. Dan pada akhirnya, bisa kita tarik kesimpulan : to love is as difficult as to be loved. So, are you ready?

M. Nashirul Haq (santri Ma'had Qudsiyyah)
dimuat pada buletin El Wijhah Edisi Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar