Jumat, 27 Januari 2012

Indahnya Bersama Rasululullah


Bulan kelahiran Nabi Muhammad saw telah datang. Gema salawat terdengar di berbagai penjuru. Ya di bulan Rabiul Awwal inilah Nabi kita Muhammad lahir membawa pencerahan dan membawa cahaya dan kemilau Islam ke muka bumi.
Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 85 yang artinya: “Katakanlah, sebab fadhal Allah (lahirnya Rasul saw) dan sebab rahmatnya (risalah Rasul saw), hendaklah dengan itu maka bergembiralah. Fadhal dan Rahmat Allah adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (harta benda)”.

Dalam ayat ini terdapat perintah “bergemberilah”. Para ulama banyak berpendapat bahwa bergembira yang dimaksud merupakan hal wajib sebagai timbal jasa terhadap terciptanya Rasulullah saw walaupun hal itu tidak sebanding. Kerana dengan terciptanya beliau sehingga terwujudlah kita dan bisa merasakan kehidupan ini, lebih-lebih kita bisa merasakan indahnya agama Islam.

Dalam Hadis Qudsy dijelaskan, “Andaikata tidak ada kamu (Muhammad), andaikata tidak ada kamu, maka sungguh akupun tidak akan menciptakan cakrawala”.

Dengan kata lain, bisa difahami bahwa rahmat Allah yang paling utama adalah diutusnya Nabi Muhammad (risalahnya Nabi) ke alam dunia ini. Juga, sebagai pembawa sinar penerang dari kegelapan (jahiliyyah) menuju hidayah (islamiyyah). “Dan tiada aku mengutusmu kecuali rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al- Anbiya’ 107).

Rasa syukur dan terima kasih kita kepada Nabi saw adalah sahih dan sangat benar. Ibnu Hajar pernah menukil sebuah hadis sahih, bahwa rasulullah saw pernah ke Madinah bertemu orang Yahudi yang sedang puasa hari Asyura, Nabi bertanya kenapa kamu puasa hari ini? Mereka menjawab ini adalah hari di mana Allah menenggelamkan Fir’aun dan menyelematkan Nabi Musa, kami puasa sebagai rasa syukur terima kasih, maka Nabi saw berkata aku lebih utama dari pada Musa dan kamu sekalian.

Adapun bentuk rasa syukur dan terima kasih kita kepada baginda Rasul saw bisa kita tunjukkan dengan beribadah menjalankan perintah dan menajuhi larangannya. Seperti salat, puasa, sedekah, membaca Alquran, dan sebagainya. Juga menjauhi segala apa yang dilarang, seperti melakukan acara-acara yang dilarang oleh syari’at Islam, seperti membunuh, meminum minuman keras, berzina dan sebagainya.

Selain itu, yang tak kalah penting adalah dengan memperbanyak membaca salawat kepada Nabi. Apalagi bulanini meripakan momentum kelahiran Nabi Muhammad saw. Diterangkan dalam kitab Madarijussu’ud, bulan yang paling utama bulan Ramadan, kemudian bulan Muharram, kemudian Rajab, kemudian Dzul Hijjah kemudian Dzul Qa’dah dan terakhir Sya’ban dan bulan lainnya sama kedudukannya. Sementara malam yang paling utama adalah malam kelahiran Nabi Muhammad saw. Malam utam lainnya adalah malam Lailatul Qadr malam Isra’ Mi’raj kemudian malam Arafah kemudian malam Jumu’ah malam Nisfu Sya’ban dan kemudian malam hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Oleh karenanya sangat penting meningkatkan kecintaan kita terhadap Rasulullah dengan meningkatkan menjalani ritus kesalihan serta memperbanyak membaca salawat ke Nabi Muhammad saw.
“Sesungguhnya Allah melaikatnya membaca solawat kepada Nabi. Wahai orang-orangyang beriman bersolawatlah kepadanya dan berilah salam dengan sesunguh salam.” (QS. Al Ahzab ayat 56).

Dalam Kitab Fadhailussholawat diterangkan barang siapa yang membaca solawat kepada Nabi maka tujuh puluh ribu malaikat akan memintakan ampun kepada mereka, dan barang siapa yang dimintakan ampun oleh malaikat maka termasuk ahli surga. Bertepatan dengan momentum mauled Nabi ini tak ada salahnya meningkatkan solawat kita. Ini karena begitu besarnya keutamaan membaca solawat atas Nabi.

Hal penting lain dalam momentum kali ini adalah menumbuhkan tingkah laku kita sesuai dengan sunnah Nabi. Hal-hal sunnah yang dilakukan Nabi hendaknya bisa kita tiru untuk diteladani. Seperti misalnya bercelak, makan langung menggunakan tangan, dan memakai wewangian.

Bercelak adalah salah satu akhlak Rasul, dengan menjalaninya, selaian tampak lebih menarik, juga melancarkan sirkulasi darah di daerah mata, sehjingga dijauhkan dari penyakit mata. Di samping itu juga diberikan penglihatan yang lebih tajam lahir dan batin.

Dengan memakan langsung menggunakan jari-jari (tanpa sendok), maka membantu proses pencernaan makanan, karena dalam jari-jari tangan terdapat zat-zat yang mampu melunakkan makanan serta penawar bakteri pada makanan. Sehingga dalam tubuh akan menjadi lebih sehat dan bugar. Selain itu, akhlak rasul saat makan adalah memakai pakaian yang bersih dan rapi. Sehingga dalam soal makan pun, diharapkan akan mendapatkan limpahan rizki yang baik serta berpengaruh terhadap kepribadian.
Sedang memakai wewangian adalah sunnah rasul dalam hal melakukan kebaikan-kebaikan, seperti wangi dalam berdzikir, wangi dalam membaca Alquran, memakai wewangian dalam majlis ta’lim dan sebagainya.

Begitu banyak suri tauladan dari Rasulullah yang patut kita contoh dan kita teladani. Mulai bulan ini, mari kita tingkatkan rasa cinta kita terhadap Rasul, karena kadar bobot keimanan seseorang bisa diukur dari kecintaanya terhadap Rassulullah saw. (*)

oleh: Nur Amin Abdurrahman
Ustadz Ma’had Qudsiyyah Kudus

Tulisan ini dimuat di Radar Kudus Jawa Pos, Edisi Jum'at, 27 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar