Senin, 01 November 2010

Mustasyar PBNU Resmikan Ma'had Qudsiyyah

Pendidikan agama Islam, khususnya yang berlandaskan ajaran ulama salaf sangat penting untuk dipertahankan. Sebab, ajaran salaf ini sebagi pondasi dalam mengembangkan ajaran Islam. Demi mempertahankan landasan salaf inilah Madrasah Qudsiyyah Menara Kudus meresmikan Ma’had-nya (Pondok Pesantren).

Peresmian dilakukan oleh Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH M Sya’roni Ahmadi  di aula Ma’had Qudsiyyah, Kerjasan Kudus, Senin (1/11). Diharapkan, Ma’had Qudsiyyah menjadi salah satu bekal bagi para santri untuk lebih tekun dan mendalami ajaran Islam.

“Madrasah ini didirikan oleh KHR Asnawi yang merupakan keturunan ke-13 Sunan Kudus. Kini mudah-mudahan pendirian Ma’had ini dapat berkembang dengan baik dan barokah,” pesan Nadhir madrasah Qudsiyyah yang juga sesepuh Ulama Jawa tengah ini.(*)


Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Islam Qudsiyyah (YAPIQ) Menara Kudus, KH Nadjib Hassan dalam sambutannya mengungkapkan, pendirian Ma’had Qudsiyyah sebagai salah upaya yang dilakukan Qudsiyyah sebagai jawaban atas pelajaran salafiyah yang terus-menerus terdesak oleh pelajaran-pelajaran umum.

“Ini adalah jawaban untuk terus mempertahankan dan mempertahankan ajaran salafi. Ma’had Qudsiyyah tidak hanya sekedar mengembangkan ajaran salaf yang konsen terhadap Fiqih, tetapi juga memadukan berbagai komponen yang mendukung dalam perkembangan dan kemajuan dunia. Seperti kemajuan teknologi, dan sebagainya,” ujarnya.

Lebih lanjut najib yang juga salah seorang pengurus Lembaga Bathsul Masail (LBM) PBNU ini menyatakan, kemajuan teknologi seperti internet akan menjadi media bagi para santri untuk mengembangkan keilmuwannya. Santri tetap akan dibekali dengan berbagai komponen mendukung kemajuan dan perkembangan zaman.

“Intinya, santri tidak boleh klutuk (ketinggalan zaman-Red), tetapi juga harus merespon kemajuan,” tandasnya.

Sedangkan Mudir (Direktur) Ma’had Qudsiyyah KH Fathur Rahman menjelaskan, Ma’had Qudsiyyah ini diperuntukkan bagi siswa Qudsiyyah yang berprestasi. Penghuni Ma'had adalah 40 santri yang berasal dari kelas X Madrasah Aliyah.

"Calon santriu di Ma'had akan diseleksi melalui beberapa tahapan. Yakni tes tertulis yang bermaterikan pelajaran Nahwu Shorof,membaca kitab kuning Fathul Qorib serta menghafal bait-bait Alfiyyah. Sementara untuk angkatan pertama ini kita batasi 40 santri yang rangking,” terang pria berkacamata ini. (*)
http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=25840